Tuesday, 17 June 2014

Lansia

.
Definisi Lansia
Lanjut usia adalah keadaan dimana terjadi perubahan-perubahan tubuh seseorang yang menuju ke arah kemunduran baik secara fisik maupun secara mental. Dari perubahan fisik yang terjadi itu meliputi pada komposisi tubuh, sistem pencernaan, sistem kekebalan, sistem jantung, sistem pernafasan, otak dan sistem saraf, sistem metabolisme dan hormon, sistem ekskresi, dan massa tulang. Pada perubahan mental yang terjadi, hal ini di pengaruhi oleh tipe kepribadian, faktor sosial, dan faktor budaya. WHO (Organisasi KesehatanDuniamenetapkan usia 60 tahun sebagai titik awal seseorangmemasuki masa lanjut usiaDi Indonesia usia lanjut adalahmereka yang berumur 60 tahun atau lebih.

.

Defenisi kekerasan pada lansia
1.

Elder Abuse and Neglect
Sayangnya, beberapa dewasa tua yang membutuhkan pengasuhan berkualitas dari anggota keluarga maupun di rumah pengasuhan tidak mendapatkan kebutuhannya tersebut terpenuhi. Dalam beberapa kasus, dewasa tua bahkan diperlakukan tidak pantas. Kasus kekerasan dan penelantaran pada lansia ini terus bertambah.

2.

Defining Elder Abuse and Neglect
Walaupun kekerasan pada lansia sulit didefinisikan dengan tepat, beberapa kategori berbeda telah umum digunakan, yaitu: kekerasan fisik, kekerasan seksual,.kekerasan emosional dan psikologis, eksploitasi finansial dan materi, abandonment, penelantaran (neglect), dan self-neglect.Persepsi terhadap kekerasan lansia bersifat relatf dan tergantung pada karakterisitik yang mempersepsi dan korban yang dipersepsi. Ketika kekerasan terjadi, maka cenderungterefleksikan pola yang mirip di seluruh budaya.



3.

Prevalence
Estimasi bahwa hampir 500.000 lansia Amerika mengalami kekerasan dan penelantaran, dengan 150.000 lainnya menderita self-neglect. Estimasi bahwa hanya 1 dari 5 kasus kekerasan lanisa yang dilaporkan. Bentuk yang paling umum adalah penelantaran (kira-kira 60%), kekerasan fisik (16%), dan eksploitasi finansial dan materi (12%).

4.

Charactristic of Elder Abuse Victims
Beberapa data mengindikasikan wanita lebih mugkin mengalami kekerasan dibandingkan pria, sedangkan data lainnya menunjukkan tidak ada perbedaan pada pria dan wanita. Orang-orang yang berusia di atas 80 tahun mengalamai kekerasan dua sampai tiga kali lebih sering daripada orang-orang yang berusia di bawah 80 tahun. Studi longitudinal selama 9 tahun mengenai faktor resiko mengidentifikasi usia, kemiskinan, ras dan kerusakan fungsional dan kognitif, dan tinggal dengan seseorang merupakan faktor-faktor yanng meningkatkan kemungkinan kekerasan dan penelantaran.
Dalam sekitar 90% dari insiden penyiksaan dan penelantaran lansia di mana pelaku diketahui adalah anggota keluarga, dua pertiga di antaranya adalah pasangannya ataupun anak-anaknya yang dewasa. Pelaku kejahatan memangsa ketakutan dan kebutuhan targetnya dengan fokus pada rasa kesepian, keinginan untuk menyenangkan, kebutuhan untuk membantu dan kelemahan lansia lainnya.

5.

Causes of Elder Abuse
  1. Berdasarkan dua dekade penelitian, Reis dan Nahmiash (1998)  menunjukkan bahwa karakteristik pengasuh dan orang yang diasuh perlu diperhatikan. Terdapat dua pandangan yang bersaing mengenai siapa yang beresiko, pertanyaannya yaitu: apakah korban kekerasan bergantung pada pelaku kejahatan, ataukah sebaliknya? Bukti penelitian mendukung kedua pandangan tersbut. Jelasnya, kekerasan lansia merupakan masalah sosial yang penting namun kurang mendapat perhatian yang cukup dari para peneliti dan pembuat kebijakan.

Sunday, 15 June 2014

Manfaat Olahraga

1. Berolahraga akan Meningkatkan Kapasitas Otak Anda
“Berolahraga meningkatkan energi dan menambah serotonin dalam otak”, begitu kata David Atkinson, direktur dari Cooper Venture Development Program, salah satu divisi dari Cooper Aerobic Center di Dallas, Amerika Serikat. Serotonin adalah hormon di otak yang berfungsi sebagai modulator kapasitas kerja otak yang mencakup pengatur stabilitas emosi, pemahaman dan nafsu makan. Jadi orang yang melakukan olahraga dengan jumlah cukup akan menemukan produktivitaa mereka meningkat. Produktivitas seseorang tidak hanya berarti orang tersebut dapat memberikan kualitas kerja yang baik, namun ia juga dapat memberikan kontribusi untuk suasana kerja yang bahagia di tempat kerja.
2. Menggerakkan Tubuh Membantu Mencairkan Stres Anda
Berolahraga memberikan efek relaksasi yang baik untuk semua orang. Itu sebabnya ketika seseorang mulai berlatih, dia akan segera mengetahui bahwa hal itu akan mengurangi stress dan membuatnya menjadi pribadi yang lebih bahagia. Atkinson mengatakan bahwa ketika seseorang bahagia, efeknya tidak hanya menguntungkan orang itu sendiri. Kondisi ini menyebabkan orang tersebut menjadi tidak mudah marah, dengan demikian, meningkatkan kualitas hubungan dengan rekan-rekan kerjanya, keluarga dan orang lain.
3. Berolahraga akan Memberikan Energi
Berolahraga, meskipun hanya 30 menit sehari, dapat mengubah hari seseorang dari pagi sampai malam hari. Ketika endorphin dilepaskan ke dalam darah selama berolahraga, seseorang akan merasa lebih energik sepanjang hari. Endorphin adalah senyawa kimia dalam otak kita yang dapat membuat otak menjadi rileks.
Atkinson pernah mendapat keluhan dari kliennya yang mengatakan bahwa ia merasa lelah setelah berlatih. Atkinson menjelaskan bahwa kelelahan biasanya terjadi pada beberapa sesi pertama pasca berolahraga karena tubuh tidak terbiasa. Setelah itu, kelelahan akan hilang dengan sendirinya.
4. Tidak Sulit Mencari Waktu Untuk Berolahraga
Banyak orang berpikir bahwa mereka tidak punya waktu untuk berolahraga. Kemudian, tidak memiliki peralatan tertentu seperti sepasang sepatu olahraga menjadi penghalang. Sebenarnya, Atkinson menyatakan, berolahraga bisa dimulai dari pemikiran sederhana, “Berpikir bahwa kita membunuh dua burung dengan satu batu.” Itu berarti anda benar-benar melakukan dua hal atau mendapatkan dua keuntungan dengan melakukan satu kegiatan.
Anda bisa memulai dengan meminta anak-anak anda untuk bermain dengan sepeda mereka di taman. Anda bisa melihatnya sekaligus berolahraga pada saat yang bersamaan. Jika suatu hari anda perlu melakukan pertemuan dengan seseorang, anda bisa memilih tempat yang memiliki jogging track, taman, kolam renang atau fasilitas lain yang dapat digunakan untuk berolahraga. Anda bahkan dapat berolahraga saat melakukan tugas-tugas rumah. Yang penting adalah menggerakkan tubuh anda.
5. Berolahraga akan Membina Hubungan
Berolahraga meningkatkan hubungan anda dengan orang lain. Jika hal itu dilakukan bersama keluarga, anda akan merasakan lebih dekat dengan mereka. Hal ini juga berlaku jika anda berolahraga bersama dengan teman-teman anda. Selain itu, sangat mungkin bahwa anda mendapatkan teman-teman baru melalui berolahraga. Selain itu, orang-orang yang mencoba untuk mengurangi berat badannya, benar-benar membutuhkan dukungan dari teman-teman agar usahanya tersebut berhasil.
6. Berolahraga akan Melawan Penyakit
Penelitian menunjukkan bahwa berolahraga dapat memperlambat dan mencegah penyakit jantung, stroke, tekanan darah tinggi, kolesterol, diabetes, osteoporosis dan banyak penyakit lainnya. Berolahraga bahkan bisa memperlambat proses penuaan dan juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Dengan memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih baik, setidaknya anda bisa mengurangi kemungkinan terkena penyakit flu dan penyakit umum lainnya.
7. Berolahraga akan Memompa Jantung Anda Lebih Baik
Berolahraga membuat jantung anda kuat. Fungsi jantung dan sistem kardiovaskular bekerja lebih efektif, dan ini dapat mengurangi plak dalam pembuluh darah (yang dapat mempersempit aliran darah), sehingga jantung akan memompa darah lebih baik. “Jika jantung anda menjadi lebih kuat, masing-masing pompa akan memberikan sejumlah besar darah dan ini dapat memperlambat detak jantung anda,” kata Todd A. Astorino dari California State University-San Marcos.
8. Berolahraga akan Memperbaiki Diet Anda
Otot membakar lebih banyak kalori daripada lemak tubuh ketika anda sedang beristirahat. Dengan demikian, semakin banyak otot yang kita miliki, semakin baik metabolisme yang kita alami. Tentu pembakaran kalori tidak hanya terjadi ketika anda berada dalam kondisi beristirahat, tetapi ketika berolahraga juga. Dengan tingkat metabolisme yang baik, seseorang dapat memiliki pola makan yang sehat. Selama tidak terlalu berlebihan, setiap makanan favorit dapat dikonsumsi.
9. Berolahraga Meningkatkan Stamina Anda
Setelah dilakukan selama beberapa minggu secara konsisten, seseorang dapat merasakan perbedaan dalam tubuhnya. Otot-otot telah dikembangkan dan perkembangan ini dapat dirasakan ketika ia melakukan tenis, golf, bola basket atau olahraga lain yang membutuhkan kekuatan otot. Pada saat itu penambahan kekuatan yang berasal dari otot-otot bisa dirasakan, kata Atkinson.
Selain itu, otot-otot akan dapat bekerja lebih efisien, lebih cepat bereaksi dan daya tahannya juga akan meningkat.
10. Penurunan Berat Badan Bukan Tujuan Utama
Berolahraga memang menurukan beberapa kilo dari tubuh anda, namun manfaat dari berolahraga tidak hanya untuk mencegah kelebihan berat badan. Menggunakan olahraga hanya sebagai alat untuk menurunkan berat badan tidak akan menjadi motivator yang kuat bagi seseorang untuk berhasil. Hal ini terjadi karena orang biasanya tidak sabar dan ingin melihat hasilnya dalam sekejap. Penurunan berat badan melalui olahraga tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat.
Itulah mengapa motivasi dalam berolahraga tidak disarankan pada penurunan berat badan. Ada banyak tujuan yang lebih menggairahkan seperti merasakan hidup yang lebih baik, memiliki lebih banyak energi, mengurangi stres dll. Oleh karena itu, luangkan waktu untuk berolahraga tidak peduli seberapa sibuknya anda. Ingat pepatah : “Dalam tubuh yang sehat hidup jiwa yang kuat”.

Thursday, 12 June 2014

Paedaogi - Andragogi (?)

Perjalanan jenjang pendidikan yang saya tempuh sepanjang 22 tahun ini, dimulai dari TK-Methodist pematangsiantar, SD-Methodist pematangsiantar, SMP-Methodist pematangsiantar, SMA- Methodist pematangsiantar selama ± 12 tahun ditambah perguruan tinggi yang sudah saya tempu ± 5 tahun memiliki pola yang berbeda. Pola disini mungkin dapat dibedakan dari interaksi guru dan siswa dibandingkan dengan interaksi dosen dengan mahasiswa.

Hal diatas berkaitan dengan istilah Paedagogi dan Andragogi. Kenapa ?

Paedagogi mengarahkan pada proses pembelajaran yg terpusat pada guru atau pengajar. Andragogi mengajar orang dewasa, proses pembelajaran yang berfokus pada peserta didik. Nah, jika dihubungkan dengan usia perkembangan dalam buku papalia bahwa usia anak TK- SMA dari kanak-kanak awal sampai remaja dapat dikategorikan dalam paedagogi sedangkan pendidikan di universitar sudah dapat dikatakan andragogi karena mahasiwa sudah pada tahap perkembangan dewasa awal.


Pembelajaran paedagogi hanya menekankan pada peserta didik yang diarahkan oleh guru. Saya masi ingat masa sekolah saya dulu, guru yang paling banyak perannya di dalam kelas. Guru yang menjelaskan pelajaran, murid hanya duduk diam manis mendengarkan penjelasan dari guru dan hanya bertanya jika di suruh bertanya. Setelah kelas selesai jarang melihat murid yang dengan sendirinya mencari bahan untuk materi pelajaran. Kebanyakan hanya sibuk dengan permainan dengan teman. Murid yang belajar pun hanya kelihatan ketika ujian sudah dekat. Hal tersebut terlihat wajar karena anak-anak belum memiliki konsep diri untuk berkembang dan juga anak-anak belum memiliki pengalaman untuk sumber belajar.

Di jenjang universitas, sudah banyak perubahan yang tejadi. Mahasiswa sebagai individu dewasa harus dapat mandiri dan bertanggung jawab atas apa yang akan dicapai olehnya. Di universitas, pembelajaran yang lebih ditekankan adalah andragogi. Bahwa mahasiswa sudah memiliki pengalaman yang banyak dan penting untuk dijadikan sumber belajar. Presentasi oleh mahasiswa, tugas-tugas yang membutuhkan kreatifitas, kegiatan organisasi, bahkan pencarian bahan kuliah harus dilakukan oleh mahasiswa. Meskipun dosen tetap memberikan materi untuk dijelaskan pada mahasiswa. Namun, mahasiwa harus dapat belajar sendiri dan bersikap kritis terhadap suatu bahan bacaan. Mahasiwa juga sudah memiliki keiinginan untuk segera mengaplikasikan pengetahuan yang dipelajari. Oleh karena itu, pembelajaran andragogi sangat cocok diterapkan pada orang dewasa.

Di kampus psikologi, sudah jelas terlihat pembelajaran andragogi, dimulai dari tugas-tugas yang meminta kreatifitas mahasiswa, presentasi yang harus dilakukan setiap mata kuliah, kegiatan-kegiatan lain seperti pengurusan PEMA yang membutuhkan inisiatif mahasiswa untuk mengeluarkan ide demi kemajuan kampus, atau banyak hal yang dapat dijadikan contoh lainnya. Mahasiwa didukung oleh dosen. Dengan memberikan sedikit stimulus kepada mahasiswa, dosen telah memacu mahasiswa untuk tetap aktif dalam proses pembelajaran.

Proses dalam pembelajaran andragogi menuntut banyak kerja keras dari peserata didik. Mahasiswa akan semakin matang  dengan perjalanan waktu, kesiapan belajar bukan karena kebutuhan atau pakjsaan akademik tetapi lebih dituntu karena perubahan tugas dan peranan sosial. mungkin pada anak-anak karena adanya tuntutan mendapatkan nilai yang bagus. Tapi pada mahasiwa jauh lebih dari pada sebuah nilai. Mahasiwa akan menghadapi peranya sebagai pekerja, orangtua, atau pemimpin yang jauh membutuhkan tanggung jawab terhadap diri sendiri kepada lingkungannya. 

"Anak-anak seperti gelas kosong yang masi minim akan pengetahuan, sedangkan orang dewasa dianggap sudah berisi dengan pengetahuan, pengalaman, dll yang dapat digunakan sebagai interaksi dengan lingkungan. " Begitulah Paedagogi dan Andragogi dalam pendidikan. 



Sumber :

diakses dari :
http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_LUAR_SEKOLAH/196111091987031-MUSTOFA_KAMIL/Bhaan_kuliah/STRATEGI_PEMBELAJARAN_ORANG_DEWASA.pdf


Saturday, 19 April 2014

Observasi pada Sekolah SMA Kemala Bhayangkari I Medan


Evaluasi Terhadap Kinerja Kelompok

Diawal kami mengetahui tugas kelompok untuk observasi ke sekolah. Banyak hal yang kami pikirkan kedepan. Dimulai dari pembuatan izin observasi, apa yang harus dilakukan di sekolah tersebut, apa yang akan kami rekam sebagai data, apa yang hendak kami ketikan sehingga menjadi laporan yang bagus, dsb. Beberapa hal tersebut menjadi tanggung jawab kami guna menyelesaikan tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan. Kami harus berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan nilai yang maksimal juga. Kami mulai berpikir untuk meningkatkan usaha pada tugas, gigih saat menghadapi rintangan yang mungkin terjadi dalam waktu observasi, dan fokus pada tujuan observasi sekolah. Kami menjadi termotivasi dengan sendirinya. Sesuai dengan Model motivasi Prestasi John. W. Atkinson (1958) yang mengidentifikasikan individu untuk berjuang meraih sukses atau untuk menghindari kegagalan sebagai faktor motivasi utama. Jika motivasi untuk sukses pada diri individu cukup tinggi, dia akan melakukan tugas – tugas untuk berprestasi. Tetapi jika disposisi untuk menghindari kegagalannya tinggi, individu akan menghindari  tugas sulit, yaitu dengan cara menolak atau mengelak dengan cara lain (Covington, 1992). Masing-masing dari kami sudah menyadari bahwa kami perlu berusaha dengan baik untuk mencapai suatu hasil yang baik.

Dari awal juga kami mulai membagi tugas antara lain :

  • Meminta izin kepada pihak sekolah : Yuha Nuraini.
  • Memberi surat izin ke sekolah : Westley, Yuha Nuraini, Delilah Wahyuni, Indah Sari, Rika Arcella Putri.
  • Melaksanakan observasi : Westley, Yuha Nuraini, Delilah Wahyuni, Indah Sari, Rika Arcella Putri.
  • Mengambil dokumentasi observasi : Westley, Yuha Nuraini
  • Mencatat sebagai laporan observasi : Delilah Wahyuni, Indah Sari, Rika Arcella Putri
  • Mencatat setting kelas dan setting sekolah : Westley, Yuha Nuraini, Delilah Wahyuni, Indah Sari, Rika Arcella Putri. 

Dengan pembagian tugas ini, kami dapat mengumpulkan data untuk observasi dengan cepat dan semaksimal mungkin. Dengan kata lain, setiap anggota kelompok punya tugas masing-masing, sehingga tugas pun dapat selesai tepat pada waktunya.

Selama proses perkuliahan mata kuliah pendidikan, kami juga diberi bekal pengetahuan yang banyak dari Dosen pengampu mata kuliah. Teori-teori serta contoh yang diberikan sangat membantu dalam proses kami melakukan observasi di SMA Kemala Bhayangkari I Medan. Penerapan proses dari hasil belajar teori kami terapkan sebagai dasar kami untuk mencari informasi dan mengerjakan observasi. Hal ini sama dengan yang dijelaskan oleh Gagne mengenai transfer belajar. Pada akhir belajar, pemahaman baru mengenai teori psikologi pendidikan diaplikasikan ke dalam situasi baru yaitu observasi dan akan dibentuk (dikonstruksi) untuk diingat kembali sehingga dapat digunakan di masa yang akan datang.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Evaluasi Hasil Observasi

Nama sekolah : SMA Kemala Bhayangkari I Medan
Alamat : Jalan K.H.Wahid Hasyim No.1M
Uang Sekolah :
  • Anak umum Rp. 215.000
  • Anak guru Rp. 160.000
  • Anak polisi Rp. 160.000
  • Uang sarana prasarana Rp. 1.000.000
Akreditasi sekolah : A
Jumlah kelas  : 13 kelas
Fasilitas sekolah          : Ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang TU, ruang BK, ruang kelas, ruang osis,ruang alat marcing band, lapangan basket, lapangan futsal, laboratorium fisika & elektronika, laboratorium bahasa, laboratorium biologi & kimia, laboratorium komputer, perpustakaan, mushola, aula, UKS, kantin, rumah penjaga sekolah, parkiran, pos satpam, kamar mandi, 4 buah infokus (2 buah dakam keadaan rusak), dan wifi.

Kelas observasi : X-3 ;       Lama observasi : 45 menit  
Mata pelajaran  : Fisika (materi : pemuaian)Jumlah siswa      : 28 siswa/32 total jumlah siswaBarang-barang yang ada dalam kelas : 35 buah kursi, 1 buah white board, 1 buah penghapus, 1 buah meja dan kursi guru, 1 buah lemari, 1 buah globe, 1 buah gambar presiden dan wakil, 2 buah gambar pahlawan, 3 buah peta (India, Asia Selatan, kekuasaan kerajaan Tarumanegara), 1 buah sistem periodik unsur-unsur, 1 buah TV, 1 buah DVD, 1 buah kipas angin, 1 buah jam dinding, dan 4 buah lampu.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Poin-poin Hasil Observasi :

  • Perencanaan pelajaran berupa teacher-centered, yaitu menciptakan sasaran behavioral, menganalisis tugas, dan menyusun taksonomi instruksional.
  • Adanya interaksi timbal balik antara murid dan guru yang berupa tanya jawab antara murid dengan guru
  • Keadaan siswa yang duduk dibelakang kurang fokus terhadap materi yang diberikan guru dan cenderung bercerita, sedangkan siswa yang duduk di depan lebih fokus dan serius terhadap materi yang diberikan guru.
  • Guru menerangkan materi dengan memberikan contoh yang dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga murid lebih mudah mengerti.
  • Guru mengajar dengan baik yang disertai sedikit humor sehingga siswa ikut berperan dan aktif terhadap pelajaran yang diberikan guru.
  • Guru yang cenderung mengajar disertai humor juga memiliki sisi negatif yang berupa murid tidak lagi takut terhadap guru dan merasa guru adalah teman sebaya nya sehingga rasa segan terhadap guru berkurang.
  • Ulangan diberikan kepada murid tiga kali dalam satu semester (2 bulan sekali).
  • Guru mengatakan bahwa murid kelas X sangat berbeda dengan murid-murid yang sebelumnya, karena 70%  murid masih tidak hapal dengan perkalian, inisiatif dan kreativitas siswa kelas X juga sangat kurang sekali dan rata-rata siswa kelas X masih membawa sifat SMP nya.
  • Penggunaan laboratorium dalam belajar-mengajar setiap pergantian materi baru yaitu kurang lebih 1 bulan sekali.
  • Laboratorium antara SMA dengan SMP jadi satu maka sangat mengganggu siswa dalam penggunaan laboratorium karena harus sesuaikan jadwal terlebih dahulu antara SMA dengan SMP, hanya laboratorium komputer saja yang terpisah antara SMA dengan SMP.
  • Penggunaan infokus dalam belajar-mengajar tergantung kebutuhan guru untuk menyampaikan materi.
  • Tata letak ruangan kelas kurang tepat karena dekat dengan lapangan futsal dan lapangan basket yang digunakan oleh siswa yang sedang berolahraga, sehingga keadaan kelas sangat terganggu oleh suara-suara siswa yang sedang berolahraga tersebut
  • Tata letak alat-alat belajarnya sudah cukup baik, tetapi susunan barang-barang yang ada di dalam kelas masih kurang rapi seperti adanya salah satu peta yang berada di lantai, dan susunan kursi yang kurang rapi
  • Siswa terbukti tidak peduli dengan kebersihan kelas, yaitu terdapat banyak sampah di dalam kelas
  • Terdapatnya tempat duduk di halaman sekolah, tetapi tempat duduk tersebut ditutupi oleh kendaraan-kendaraan siswa yang parkir sehingga tempat duduk nya tidak dapat dipergunakan dengan baik oleh siswa
  • Kebersihan halaman sekolah cukup bersih, tetapi kamar mandi dalam sekolah tidak bersih karena terdapat bau yang sangat tidak sedap dalam kamar mandi tersebut
  • Rumah ibadah yang ada dalam sekolah hanya mushola, yang di dalamnya terdapat sajaddah dan mukenah yang dapat digunakan oleh siswa ataupun guru
  • UKS pada sekolah beroperasi dengan baik, dan terdapat bidan yang bertugas di dalam UKS tersebut.

---------------------------------------------------------------------------------

Pembahasan hasil obervasi dengan menggunakan Teori :

Berdasarkan hasil pengamatan kami metode yang di berikan guru  saat menyampaikan materi sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh E.L Thorndike. Thorndike berpendapat bahwa salah satu tugas pendidikan di sekolah adalah menanamkan keahlian penalaran anak. Hal ini sesuai dengan apa yang  digunakan guru ketika menyampaikan materi pemuaian lewat contoh dalam kehidupan sehari-hari. Guru tidak secara langsung menyampaikan pengertian pemuain kepada siswanya. Lewat contoh tersebut para siswa menganalisis serta mengembangkan penalarannya bahwa pemuain adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor.

Berdasarkan observasi yang telah kami lakukan di sekolah, terdapat analisis prilaku terapan yang berupa“Prompt” pada saat proses belajar-mengajar berlangsung.”Prompt”  adalah stimulus tambahan atau isyarat tambahan yang diberikan sebelum respons dan meningkatkan kemungkinan respons itu akan terjadi. Sebagai contoh dari hasil pengamatan kami yaitu saat guru menjelaskan tentang materi(fisika:pemuaian) guru menanyakan contoh dari pemuaian yang murid lihat di kehidupansehari-harinya, kemudian murid sulit untuk mengatakan contoh tersebut sehingga guru melakukan sebuah“prompt”(tambahan isyarat) dengan cara guru mengatakan ciri-ciri spesifik dari contoh tersebut dan akhirnya dengan cepat murid menjawabnya.

Kami mengobservasi siswa kelas X SMA, sesuai tahap perkembangan kognitif menurut Piaget seusia murid ini termasuk kedalam tahap operasional formal. Dimana pada tahap ini remaja berpikir secara lebih abstrak, idealistis, dan logis. Tetapi belum secara keseluruhan siswa berpikir lebih abstrak, idealistis maupun logis.

Dalam periode perkembangan, siswa kelas X SMA termasuk kedalam periode perkembangan adolescence. Dimana pada periode perkembangan ini siswa mengalami perubahan fisik, semakin ingin bebas, dan mencari jati diri.

Dalam teori interferensi menyatakan bahwa kita lupa bukan karena kita kehilangan memori dari tempat penympanan, tetapi karena ada informasi lain yang menghambat upaya kita untuk mengingat informasi yang kita inginkan.

Berdasarkan hasil observasi kami teori interferensi tampak jelas terjadi pada siswa-siswa. Ketika guru bertanya tentang apa yang baru dijelaskan yaitu pengertian dari pemuaian, murid dapat menjawab.
Tetapi ketika guru menanyakan kembali apa pengertian dari pemuaian itu disaat guru sudah menambahkan penjelasannya yang berupa contoh dan rumus dari pemuaian, murid sudah tidak dapat mengingat kembali apa pengertian dari pemuaian tersebut.

Vygotsky mengatakan bahwa bahasa memainkan peran utama dalam perkembangan kognitif anak. Bahasa adalah sebentuk komunikasi lisan maupun tulisan yang didasarkan pada sistem simbol. Anak SMA kelas X rata-rata berusia 15 tahun, maka perkembangan bahasanya berupa dapat memahami karya sastra dewasa.
Berdasarkan hasil observasi kami, sekolah menggunakan perencanaan pelajaran teacher-centered. Yaitu menggunakan tiga alat umum yang berupa menciptakan sasaran behavioral, menganalisis tugas, dan menyusun taksonomi instruksional. 
------------------------------------------------------------------------------------------------------------

KOMENTAR :


Yuha Nuraini (13-021)
Kelompok kami telah melakukan observasi di sekolah SMA Kemala Bhayangkari 1 Medan. Saya melihat keadaan murid di sekolah tersebut menurun dari tahun-tahun yang sebelumnya. Dimana pada saat ini murid-muridnya sudah tidak disiplin seperti dulu. Keadaan guru-guru yang terlalu membawakan diri seperti anak muda cenderung tidak disegani oleh muridnya. Dengan keadaan yang seperti itu seharusnya guru-guru harus tetap kelihatan tegas walaupun umur guru masih muda, agar murid segan dan menghormati guru selayaknya orangtua mereka. Dalam sekolah tersebut kami juga menemukan salah satu murid yang dapat dikatakan berbeda dengan murid yang lainnya. Murid tersebut tidak dapat menerima pelajaran seperti murid yang lainnya, sehingga guru harus mengajari murid tersebut dengan pelan-pelan dan lebih memberikannya perhatian hingga murid tersebut dapat menangkap pelajaran. Dengan keadaan yang seperti itu, murid tersebut pun sering di bully oleh teman-temannya. Tapi saya salut dengannya karena sangat ramah disaat kami datang kesekolah tersebut.
 Dalam pelaksanaan observasi ini saya turut senang karena pihak sekolah sangat ramah dan mengizinkan kelompok kami untuk melakukan observasi dalam rangka melaksanakan tugas observasi sekolah yang diberikan oleh Dosen pengampu pada mata kuliah Psikologi Pendidikan. Kepala sekolah, guru-guru, hingga murid-muridnya pun ikut serta membantu kami memberikan informasi untuk melengkapi data hasil observasi kami, sehingga pelaksanaan observasi ini berlangsung dengan lancar. Saya juga senang dengan kerjasama kelompok yang saling membantu dalam menyelesaikan tugas observasi sekolah ini, yang dimulai dari persiapan, pelaksanaan, hingga evaluasi dan laporan, sehingga tugas kami dapat diselesaikan dengan baik dan semoga kami dapat mencapai nilai yang maksimal dari tugas yang telah kami laksanakan ini. Terima kasih.

Westley (09-084)
SMA Kemala Bhayangkari I Medan perlu meninjau kembali Kurikulum yang tepat untuk seluruh murid. Selain melihat kinerja dari guru, masih banyak yang perlu dibenahi. Fasilitas sekolah seperti lampu, jaringan internet, bangku dan meja kelas, dan peralatan yang masih kurang untuk mendukung siswa belajar. Pihak sekolah juga perlu melihat ketegasan dan kedisiplinan  guru dalam mengajar sehingga murid mau terlibat seutuhnya dalam proses belajar mengajar. Pihak sekolah juga seharusnya dapat mengatur jam olahraga dengan jam belajar siswa. Lingkungan yang tidak kondusif juga menjadi salah satu faktor yang dapat menurunkan prestasi siswa.  Proses belajar mengajar siswa SMA Kemala Bhayangkari I Medan masih sama seperti yang saya lihat beberapa lalu. Namun disini saya membandingkannya dengan beberapa SMA di kota medan. Guru lebih banyak memberikan informasi dibanding dengan siswa. Siswa hanya mendengarkan guru. Padahal diharapkan bahwa siswa lebih aktif dalam kelas, sehingga ilmu yang didapatkan juga semaksimal mungkin.
            Saya secara pribadi cukup menikmati kunjungan kami ke SMA Kemala Bhayangkari I Medan, sambutan hangat dari kepala sekolah dan guru-guru yang ikut membantu serta siswa yang mau bekerja sama sehingga kami mendapatkan data hasil observasi ini. Akhir kata semoga kami dapat mencapai nilai yang maksimal dari tugas observasi ini. Terimakasih

Delilah Wahyuni (13-005)
Tugas observasi ini sangat menyenangkan karena baru  pertama kalinya saya melakukan observasi ke sekolah. Walaupun ada sedikit kendala saat kami melakukan observasi, secara keseluruhan tugas observasi ini berjalan cukup lancar. Kami melakukan observasi di SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN. Pihak sekolah cukup baik dan ramah sehingga memudahkan kami untuk melakukan observasi. Pada saat observasi kami menemukan bahwa  konsep E-learning  disekolah ini mulai diterapkan. Menurut saya konsep E-learning sangat bagus diterapkan  seiring dengan berkembangnya teknologi. Pada zaman sekarang ini setiap siswa sudah dituntut untuk menguasai teknologi. Dengan metode ini akan menambah  pengalaman dan wawasan  para siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Pada saat proses belajar mengajar para siswa juga cukup aktif dalam menanggapi materi yang disampaikan guru sehingga membuat suasana kelas tidak membosankan. Dengan adanya tugas observasi ini menambah pengalaman dan wawasan kami dalam proses pembelajaran.

Indah Sari (13-045)
Saya suka dengan cara mengajar gurunya  di dalam kelas, dimana guru tersebut mengikutsertakan para siswa untuk aktif belajar, memberi tanggapan atau pendapat, sehingga pikiran siswa juga ikut terbuka. Selain itu, guru-guru juga ramah dan tidak segan berbagi cerita tentang keadaan sekolah mereka. Di sekolah SMA Kemala Bhayangkari ini juga tidak membedakan murid-murid. Murid yang kita katakan seharusnya bersekolah di SLB, tetapi sekolah tersebut mau menerima nya dan memperlakukannya sebagaimana murid normal lainnya sehingga murid tersebut tidak merasa sendiri dan tertekan di sekolah itu. Saya kurang suka dengan sikap murid kepada gurunya, karena hamper semua guru yang ada disekolah itu masih tergolong muda, murid-murid jadi berkurang sopan dan santunnya dan menganggap guru mereka itu seumuran dengan mereka.

Rika Arcella Putri (13-093)
Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan di SMA Bhayangkari,Saya berpendapat bahwa kondisi yang ada di sekolah(termasuk fasilitas) sekolah belum dapat menjembatani proses belajar mengajar.Sebagai contoh,kondisi di luar kelas yang berisik yang berakibat pada terganggunya proses belajar mengajar yang ada di dalam kelas.Selain itu fasilitas yang dapat mempermudah proses belajar mengajar belum dapat digunakan secara efektif.contohnya di dalam kelas ada fasilitas berupa televisi yang dapat dipergunakan mempermudah murid memahai pelajaran karena Tv bisa menjadi media untuk ilustrasi gambar dan suara tetapi Tv tersebut belum dimanfaatkan sehingga terkesan Tv tersebut hanya sebuah pajangan kelas saja.Dari segi proses belajar mengajar,meskipun guru menjadi pusat pembelajaran tetapi murid juga aktif dalam proses belajar mengajar sehingga membuat suasana belajar mengajar menjadi hidup.
Saya rasa untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah tersebut fasilitas dan kondisi lingkungan harus dikondusifkan sehingga bisa mencapai proses pembelajaran yang efiisien,usaha lain yang dapat dilakukan adalah semua pihak yang terkait dengan sekolah harus berperan aktif dan saling bahu membahu meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah tersebut misalnya dengan membuat peraturan tentang disiplin (misalnya walaupun tidak ada guru berhalangan hadir murid harus tetap di kelas) selama proses belajar mengajar.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Dokumentasi saat observasi :

Foto Kelompok 14

Terimakasih 

KELOMPOK 14
Anggota  : 
Westley (09-084)      


Friday, 21 March 2014

Dunia Kecil Westley ( Teori Bronfebrenner )

Manusia tidak akan terlepas dari lingkungan sekitarnya. Sama seperti yang teori yang dikemukakan oleh Urie Bronfenbrenner (1917) yang fokus utamanya adalah pada konteks sosial di mana anak tinggal dan orang-orang yang memengaruhi perkembangan anak. Perilaku seseorang (contoh perilaku malas belajar pada anak) tidak berdiri sendiri, melainkan dampak dari interaksi orang yang bersangkutan dengan lingkungan di luarnya. 

Pokok penting dalam teori Bronfenrenenner adalah Kelima sistem dalam teori ekologi yaitu Mikrosistem, Mesosistem, Ekosistem, Makrosistem, dan Kronosistem.

  1. Mikrosistem (microsystemdalam teori ekologi Bronfebrenner ialah setting dalam dimana individu hidup.
  2. Mesosistem adalah kaitan antar-mikrosistem.
  3. Eksosistem (exosystem) terjadi ketika pengalaman di setting lain (dimana anak tidak berperan aktif) memengaruhi pengalaman mereka dalam konteks tersendiri.
  4. Makrosistem adalah kultur yang lebih luas. Kultur adalah istilah luas yang mencakup peran etnis dan faktor sosioekonomi dalam perkembangan anak.
  5. Kronosistem  meliputi pemolaan peristiwa-peristiwa lingkungan dan transisi sepanjang rangkaian kehidupan dan keadaan sosiohistoris.

Baiklah, setelah penjelasan saya diatas mengenai teori penting yang dikemukan Bronfebrenner , saya akan mencoba mengkaji contoh berdasarkan pengalaman masa kecil yang telah saya lewati dan tentunya yang masih saya ingat. Kalau begitu , dimulai saja dari :
  1. Mikrosistem
    Melibatkan saya sebagai anak dan  interaksi saya dengan ayah, ibu, kakek, nenek, paman, maupun bibi. saya mulai belajar mengenal orang yang dekat dengan saya dan membangun kepercayaan terhadap mereka. Kebetulan dulu saya masih ingat, demo yang terjadi dulu di kota kelahiran saya membuat saya menjawab setiap pertanyaan dari teman mama. anak siapa ? anak demo saya jawab. hahahhaa
  2. Mesosistem
    Saya patut bersyukur dengan kehidupan yang miliki dulu. Keharmonisan keluarga membuat saya sangat tidak ingin lepas dari mama saya. sehingga ketika saya ditinggal oleh mama di kelas, saya akan menangis sampai saya dicubit sama mama. hahahha it's sad but i miss it....! 
  3. Mesosistem
    Televisi menjadi teman saya ketika saya masi anak-anak. anak mana yang tidak suka menonton Tv. Namun televisi menjauhkan saya  dari pekerjaan rumah, mengajarkan saya berbagai model agresi yang penuh kekerasan (seperti menonton pertandingan gulat/tinju), memberi pandangan-pandangan yang tidak realistis terhadap dunia. Baiknya sih televisi memberikan program-program yang mengandung nilai-nilai edukatif, menambah informasi saya tentang dunia diluar. Untung mama bisa mengatur jam-jam menonton saya waktu kecil. kalao gak, sekarang pasti gak kuliah di psikologi deh hahhahaha
  4. Makrosistem
    Ketika saya kecil, saya suka bermain bola di halaman rumah. Pelan-pelan juga saya belajar mengenai peran jenis kelamain. Saya melihat kebanyakan anak cewek bermain boneka, dan anak cowok bermain  hal yang berbau aktifitas fisik, seperti bermain bola. Saya juga belajar bahwa laki-laki harus menjaga kaum perempuan karena dianggap bahwa perempuan lebih lemah secara fisik dari laki-laki. He he hee.....
  5. Kronosistem
    Akhirnya jika dihitung sampai sekarang, sudah bertahun-tahun rasanya saya mengalami perkembangan dan pertumbuhan dalam setiap kehidupan yang saja jalani. Seiring denga berjalannya waktu, saya semakin melihat bahwa tanpa usaha maka kita tidak akan bisa menyelesaikan sesuatu dengan baik. Saya punya pengalaman yang tidak menyenangkan sehingga saya berjanji suatu saat dengan sejarah dalam kehidupan yang saya lalui , saya dapat menjadi orang yang kuat dan berhasil. :D


 Terimakasih 

Kelompok 14
Westley(09-084)




Monday, 10 March 2014

Internet sebagai Teknologi penyokong Pendidikan Masa Depan

Dalam perkembangannya, Pendidikan terus berubah sangat signifikan sehingga perlu untuk merubah pola pikir pendidik ataupun peserta didik sesuai dengan perkembangan jaman. Individu yang ikut serta dalam dunia pendidikan baik pengajar maupun peserta didik harus mengerti perkembangan jaman yang seiring dengan perkembangan teknologi yang canggih. Teknologi yang canggih akan membantu kita dalam mengakses dunia pendidikan yang begitu luas.

Saya merasakan bantuan yang cukup besar dari perkembangan teknologi khususnya dalam dunia pendidikan. Dalam mencari bahan-bahan yang berhubungan dengan dunia pendidikan. Kebetulan saya sedang membuat penelitian mengenai mind-mapping dan kemampuan mengingat. Di Indonesia, akan sulit didapat informasi mengenai mind map. Meskipun banyak buku populer yang terkenal membahas mengenai mind map. saya merasa buku-buku tersebut belum dapat memberikan informasi yang cukup untuk mendukung penelitian saya.

Apa yang saya lakukan?

Saya berusaha mencari literatur lain selain dari buku ataupun sumber cetak. Saya menggunakan teknologi yang berkembang saat ini. Internet sebagai salah satu media yang saya pergunakan. Saya dapat dengan mudah mencari tahu mengenai materi yang ingin saya cari. Misalnya saya ingin mencari mengenai Mind Mapping. Dengan mengetikan Kata " Mind Mapping" pada domain google.com akan muncul berbagai referensi yang dapat kita lihat. Kita juga tidak perlu menghabiskan waktu untuk mencari buku-buku di perpusatakan atau toko buku. Cukup dengan mencari kata kunci di Mesin pencari saja. 

Sebagai bukti nyata bagaimana internet membantu saya untuk mencari tau mengenai penelitian saya. berikut ada sebuah cuplikan gambar, bagaimana saya berinteraksi dengan salah satu sumber online yang membuat mengenai mind map. 

Nahh! Menarik Bukan ! :D

Saya melakukan interaksi dengan menggunakan media online seperti diatas sehingga saya mendapatkan informasi tambahan yang dapat saya gunakan sebagai sumber dalam penelitian saya. Saya sangat tertarik dengan tulisan yang terdapat pada suatu sumber online http://www.mindmeister.com/blog/2013/10/03/the-top-7-reasons-not-to-mind-map/ . Namun, cara yang saya dapat lakukan untuk berkomunikasi dengan penulis adalah melalui social networking seperti Facebook. 

Sebagai penutup dari saya, Sebuah kata bijak dari Einstein :


Teknologi tidak akan membuat dunia ini menghasilkan generasi yang idiot. Hal tersebut akan didukung dengan kita sebagai individu yang menggunakan teknologi dengan bijak sehingga generasi yang dihasilkan jauh dari kata idiot ataupun bodoh. Kata-kata Albert Einstein boleh dijadikan sebagai titik tolak untuk mencegah munculnya kesalahan dalam penggunaan teknologi. Oleh karena itu, Kita sebagai individu yang selalu belajar harusnya dapat menggunakan teknologi sebagai saranan untuk perkembangan ilmu pengetahuan khusunya dalam bidang pendidikan sehingga muncul generasi yang genius, Amin.

Wednesday, 5 March 2014

Sepatah dua Patah Kata

Halloo... Tidak terasa sudah hampir 4 tahun aku tidak kembali menulis di blog, sudah selama itu aku juga tidak membuka blog mata kuliah psikologi pendidikan. Ya... blog yang memintaku untuk mengerjakan tugas sembari menuangkan ide kreatif ke dalam rentetan kata yang panjang. Dulu seingat aku, sudah banyak hal yang aku posting di blog yang lama, namun untuk membuatnnya terasa lebih baru, ada baiknya aku membuat sebuah blog baru dengan isi yang lebih fresh dan up to date. he he he . . .

Malam ini dengan penuh perjuangan dan kerja keras. Kotak katik blog sampai lupa kalao besok bakal ada mata kuliah psikologi pendidikan yang aku ulang. Nasib mahasiswa pinter memang begini. Mendalami mata kuliah psikologi pendidikan. Kelak bakal jadi calon menteri pendidikan. tapii.. mau jadi apa dunia ini kelak? ha ha ha. . .

Perjalanan panjang selama masa kuliah ini juga disertai dengan perubahan sikap, kepribadian dan emosi yang lebih matang. Banyak hal yang aku rasa sudah berubah dalam kurun waktu tersebut. Perubahan menjadi lebih baik dan menjadi seseorang yang lebih berkualitas. Kata Bro Mario Teguh yang konon semua kata-katanya didengar banyak orang : 
"Perubahan memang tidak menjamin perbaikan, tapi tidak ada perbaikan yang bisa dicapai tanpa perubahan". 
Nah, tanpa perubahan maka tidak akan ada hasil yang bisa dicapai. Aku banyak belajar selama menjadi mahasiswa di psikologi. Kelak semoga perubahan ini dapat menjadi modal besar buatku untuk menjalin karir di masa depan.

Namun. daripada ngomogin masa depan yang bakalan indah. Judul blog kali ini "Here & Now", apasih ngak ngerti kali ya. Kalau dilihat dari kedua kata ini, pasti banyak hal yang akan dibahas mengenai kondisi sekarang. Dengan  kata lain, aku akan menulis sesuai dengan apa yang harus aku lakukan selama pendalam mata kuliah psikologi pendidikan. Aku tidak akan membahas terlalu panjang mengenai masa depan. Fokus pada keadaan yang sekarang untuk memberikan fondasi yang kuat bagi masa depan, dapat nilai A mungkin. ha ha ha

Kalao begitu, tunggu saja tulisan-tulisan yang akan aku tuangkan kelak. Kalian pasti bakalan nyesal jika tidak membaca dan akan selalu menunggu tulisan selanjutnya. ekhemm~

Salam Peluk hangat,

Westley