Evaluasi Terhadap Kinerja Kelompok
Diawal kami mengetahui tugas kelompok untuk observasi ke sekolah. Banyak hal yang kami pikirkan kedepan. Dimulai dari pembuatan izin observasi, apa yang harus dilakukan di sekolah tersebut, apa yang akan kami rekam sebagai data, apa yang hendak kami ketikan sehingga menjadi laporan yang bagus, dsb. Beberapa hal tersebut menjadi tanggung jawab kami guna menyelesaikan tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan. Kami harus berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan nilai yang maksimal juga. Kami mulai berpikir untuk meningkatkan usaha pada tugas, gigih saat menghadapi rintangan yang mungkin terjadi dalam waktu observasi, dan fokus pada tujuan observasi sekolah. Kami menjadi termotivasi dengan sendirinya. Sesuai dengan Model motivasi Prestasi John. W. Atkinson (1958) yang mengidentifikasikan individu untuk berjuang meraih sukses atau untuk menghindari kegagalan sebagai faktor motivasi utama. Jika motivasi untuk sukses pada diri individu cukup tinggi, dia akan melakukan tugas – tugas untuk berprestasi. Tetapi jika disposisi untuk menghindari kegagalannya tinggi, individu akan menghindari tugas sulit, yaitu dengan cara menolak atau mengelak dengan cara lain (Covington, 1992). Masing-masing dari kami sudah menyadari bahwa kami perlu berusaha dengan baik untuk mencapai suatu hasil yang baik.Evaluasi Terhadap Kinerja Kelompok
Dari awal juga kami mulai membagi tugas antara lain :
- Meminta izin kepada pihak sekolah : Yuha Nuraini.
- Memberi surat izin ke sekolah : Westley, Yuha Nuraini, Delilah Wahyuni, Indah Sari, Rika Arcella Putri.
- Melaksanakan observasi : Westley, Yuha Nuraini, Delilah Wahyuni, Indah Sari, Rika Arcella Putri.
- Mengambil dokumentasi observasi : Westley, Yuha Nuraini
- Mencatat sebagai laporan observasi : Delilah Wahyuni, Indah Sari, Rika Arcella Putri
- Mencatat setting kelas dan setting sekolah : Westley, Yuha Nuraini, Delilah Wahyuni, Indah Sari, Rika Arcella Putri.
Dengan pembagian tugas ini, kami dapat mengumpulkan data untuk observasi dengan cepat dan semaksimal mungkin. Dengan kata lain, setiap anggota kelompok punya tugas masing-masing, sehingga tugas pun dapat selesai tepat pada waktunya.
Selama proses perkuliahan mata kuliah pendidikan, kami juga diberi bekal pengetahuan yang banyak dari Dosen pengampu mata kuliah. Teori-teori serta contoh yang diberikan sangat membantu dalam proses kami melakukan observasi di SMA Kemala Bhayangkari I Medan. Penerapan proses dari hasil belajar teori kami terapkan sebagai dasar kami untuk mencari informasi dan mengerjakan observasi. Hal ini sama dengan yang dijelaskan oleh Gagne mengenai transfer belajar. Pada akhir belajar, pemahaman baru mengenai teori psikologi pendidikan diaplikasikan ke dalam situasi baru yaitu observasi dan akan dibentuk (dikonstruksi) untuk diingat kembali sehingga dapat digunakan di masa yang akan datang.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Evaluasi Hasil Observasi
Nama sekolah : SMA Kemala Bhayangkari I Medan
Alamat : Jalan K.H.Wahid Hasyim No.1M
Uang Sekolah :
- Anak umum Rp. 215.000
- Anak guru Rp. 160.000
- Anak polisi Rp. 160.000
- Uang sarana prasarana Rp. 1.000.000
Akreditasi sekolah :
A
Jumlah kelas :
13 kelas
Fasilitas sekolah :
Ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang TU, ruang BK, ruang kelas, ruang
osis,ruang alat marcing band, lapangan basket, lapangan futsal, laboratorium
fisika & elektronika, laboratorium bahasa, laboratorium biologi &
kimia, laboratorium komputer, perpustakaan, mushola, aula, UKS, kantin, rumah
penjaga sekolah, parkiran, pos satpam, kamar mandi, 4 buah infokus (2 buah
dakam keadaan rusak), dan wifi.
Kelas observasi :
X-3 ; • Lama observasi : 45 menit
Mata pelajaran :
Fisika (materi : pemuaian)Jumlah siswa : 28 siswa/32 total jumlah siswaBarang-barang yang ada dalam kelas : 35 buah
kursi, 1 buah white board, 1 buah penghapus, 1 buah meja dan kursi guru, 1 buah
lemari, 1 buah globe, 1 buah gambar presiden dan wakil, 2 buah gambar pahlawan,
3 buah peta (India, Asia Selatan, kekuasaan kerajaan Tarumanegara), 1 buah
sistem periodik unsur-unsur, 1 buah TV, 1 buah DVD, 1 buah kipas angin, 1 buah
jam dinding, dan 4 buah lampu.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Poin-poin Hasil Observasi :
- Perencanaan pelajaran berupa teacher-centered, yaitu menciptakan sasaran behavioral, menganalisis tugas, dan menyusun taksonomi instruksional.
- Adanya interaksi timbal balik antara murid dan guru yang berupa tanya jawab antara murid dengan guru
- Keadaan siswa yang duduk dibelakang kurang fokus terhadap materi yang diberikan guru dan cenderung bercerita, sedangkan siswa yang duduk di depan lebih fokus dan serius terhadap materi yang diberikan guru.
- Guru menerangkan materi dengan memberikan contoh yang dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga murid lebih mudah mengerti.
- Guru mengajar dengan baik yang disertai sedikit humor sehingga siswa ikut berperan dan aktif terhadap pelajaran yang diberikan guru.
- Guru yang cenderung mengajar disertai humor juga memiliki sisi negatif yang berupa murid tidak lagi takut terhadap guru dan merasa guru adalah teman sebaya nya sehingga rasa segan terhadap guru berkurang.
- Ulangan diberikan kepada murid tiga kali dalam satu semester (2 bulan sekali).
- Guru mengatakan bahwa murid kelas X sangat berbeda dengan murid-murid yang sebelumnya, karena 70% murid masih tidak hapal dengan perkalian, inisiatif dan kreativitas siswa kelas X juga sangat kurang sekali dan rata-rata siswa kelas X masih membawa sifat SMP nya.
- Penggunaan laboratorium dalam belajar-mengajar setiap pergantian materi baru yaitu kurang lebih 1 bulan sekali.
- Laboratorium antara SMA dengan SMP jadi satu maka sangat mengganggu siswa dalam penggunaan laboratorium karena harus sesuaikan jadwal terlebih dahulu antara SMA dengan SMP, hanya laboratorium komputer saja yang terpisah antara SMA dengan SMP.
- Penggunaan infokus dalam belajar-mengajar tergantung kebutuhan guru untuk menyampaikan materi.
- Tata letak ruangan kelas kurang tepat karena dekat dengan lapangan futsal dan lapangan basket yang digunakan oleh siswa yang sedang berolahraga, sehingga keadaan kelas sangat terganggu oleh suara-suara siswa yang sedang berolahraga tersebut
- Tata letak alat-alat belajarnya sudah cukup baik, tetapi susunan barang-barang yang ada di dalam kelas masih kurang rapi seperti adanya salah satu peta yang berada di lantai, dan susunan kursi yang kurang rapi
- Siswa terbukti tidak peduli dengan kebersihan kelas, yaitu terdapat banyak sampah di dalam kelas
- Terdapatnya tempat duduk di halaman sekolah, tetapi tempat duduk tersebut ditutupi oleh kendaraan-kendaraan siswa yang parkir sehingga tempat duduk nya tidak dapat dipergunakan dengan baik oleh siswa
- Kebersihan halaman sekolah cukup bersih, tetapi kamar mandi dalam sekolah tidak bersih karena terdapat bau yang sangat tidak sedap dalam kamar mandi tersebut
- Rumah ibadah yang ada dalam sekolah hanya mushola, yang di dalamnya terdapat sajaddah dan mukenah yang dapat digunakan oleh siswa ataupun guru
- UKS pada sekolah beroperasi dengan baik, dan terdapat bidan yang bertugas di dalam UKS tersebut.
---------------------------------------------------------------------------------
Pembahasan hasil obervasi dengan menggunakan Teori :
Berdasarkan
hasil pengamatan kami metode yang di berikan guru saat menyampaikan materi sesuai dengan teori
yang dikemukakan oleh E.L Thorndike. Thorndike
berpendapat bahwa salah satu tugas pendidikan di sekolah adalah menanamkan
keahlian penalaran anak. Hal ini sesuai dengan apa yang digunakan guru ketika menyampaikan materi
pemuaian
lewat contoh dalam kehidupan sehari-hari. Guru tidak secara langsung
menyampaikan pengertian pemuain kepada siswanya. Lewat
contoh tersebut para siswa menganalisis serta mengembangkan penalarannya bahwa pemuain
adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh
perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor.
Berdasarkan observasi yang telah kami lakukan di
sekolah, terdapat analisis prilaku terapan yang berupa“Prompt” pada saat
proses belajar-mengajar berlangsung.”Prompt”
adalah stimulus tambahan atau isyarat tambahan yang diberikan
sebelum respons dan meningkatkan kemungkinan respons itu akan terjadi. Sebagai contoh dari hasil pengamatan kami yaitu saat
guru menjelaskan tentang materi(fisika:pemuaian) guru menanyakan contoh dari
pemuaian yang murid lihat di kehidupansehari-harinya, kemudian murid sulit
untuk mengatakan contoh tersebut sehingga guru melakukan sebuah“prompt”(tambahan
isyarat) dengan cara guru mengatakan ciri-ciri spesifik dari contoh tersebut
dan akhirnya dengan cepat murid menjawabnya.
Kami mengobservasi siswa kelas X SMA, sesuai tahap
perkembangan kognitif menurut Piaget seusia murid ini termasuk kedalam tahap
operasional formal. Dimana pada tahap ini remaja berpikir secara lebih
abstrak, idealistis, dan logis. Tetapi belum secara keseluruhan siswa berpikir
lebih abstrak, idealistis maupun logis.
Dalam periode perkembangan, siswa kelas X SMA termasuk
kedalam periode perkembangan adolescence. Dimana pada periode
perkembangan ini siswa mengalami perubahan fisik, semakin ingin bebas, dan
mencari jati diri.
Dalam teori interferensi menyatakan bahwa kita
lupa bukan karena kita kehilangan memori dari tempat penympanan, tetapi karena
ada informasi lain yang menghambat upaya kita untuk mengingat informasi yang
kita inginkan.
Berdasarkan hasil observasi kami teori interferensi
tampak jelas terjadi pada siswa-siswa. Ketika guru bertanya tentang apa yang
baru dijelaskan yaitu pengertian dari pemuaian, murid dapat menjawab.
Tetapi ketika guru menanyakan kembali apa pengertian
dari pemuaian itu disaat guru sudah menambahkan penjelasannya yang berupa
contoh dan rumus dari pemuaian, murid sudah tidak dapat mengingat kembali apa
pengertian dari pemuaian tersebut.
Vygotsky mengatakan bahwa bahasa memainkan peran utama
dalam perkembangan kognitif anak. Bahasa adalah sebentuk komunikasi lisan
maupun tulisan yang didasarkan pada sistem simbol. Anak SMA kelas X rata-rata
berusia 15 tahun, maka perkembangan bahasanya berupa dapat memahami karya
sastra dewasa.
Berdasarkan hasil observasi kami, sekolah menggunakan perencanaan
pelajaran teacher-centered. Yaitu menggunakan tiga alat umum yang berupa
menciptakan sasaran behavioral, menganalisis tugas, dan menyusun taksonomi
instruksional.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
KOMENTAR :
Yuha
Nuraini (13-021)
Kelompok kami
telah melakukan observasi di sekolah SMA Kemala Bhayangkari 1 Medan. Saya
melihat keadaan murid di sekolah tersebut menurun dari tahun-tahun yang
sebelumnya. Dimana pada saat ini murid-muridnya sudah tidak disiplin seperti
dulu. Keadaan guru-guru yang terlalu membawakan diri seperti anak muda
cenderung tidak disegani oleh muridnya. Dengan keadaan yang seperti itu
seharusnya guru-guru harus tetap kelihatan tegas walaupun umur guru masih muda,
agar murid segan dan menghormati guru selayaknya orangtua mereka. Dalam sekolah
tersebut kami juga menemukan salah satu murid yang dapat dikatakan berbeda
dengan murid yang lainnya. Murid tersebut tidak dapat menerima pelajaran
seperti murid yang lainnya, sehingga guru harus mengajari murid tersebut dengan
pelan-pelan dan lebih memberikannya perhatian hingga murid tersebut dapat
menangkap pelajaran. Dengan keadaan yang seperti itu, murid tersebut pun sering
di bully oleh teman-temannya. Tapi saya salut dengannya karena sangat ramah
disaat kami datang kesekolah tersebut.
Dalam pelaksanaan observasi ini saya turut senang
karena pihak sekolah sangat ramah dan mengizinkan kelompok kami untuk melakukan
observasi dalam rangka melaksanakan tugas observasi sekolah yang diberikan oleh
Dosen pengampu pada mata kuliah Psikologi Pendidikan. Kepala sekolah,
guru-guru, hingga murid-muridnya pun ikut serta membantu kami memberikan
informasi untuk melengkapi data hasil observasi kami, sehingga pelaksanaan
observasi ini berlangsung dengan lancar. Saya juga senang dengan kerjasama
kelompok yang saling membantu dalam menyelesaikan tugas observasi sekolah ini,
yang dimulai dari persiapan, pelaksanaan, hingga evaluasi dan laporan, sehingga
tugas kami dapat diselesaikan dengan baik dan semoga kami dapat mencapai nilai
yang maksimal dari tugas yang telah kami laksanakan ini. Terima kasih.
Westley
(09-084)
SMA Kemala
Bhayangkari I Medan perlu meninjau kembali Kurikulum yang tepat untuk seluruh
murid. Selain melihat kinerja dari guru, masih banyak yang perlu dibenahi.
Fasilitas sekolah seperti lampu, jaringan internet, bangku dan meja kelas, dan
peralatan yang masih kurang untuk mendukung siswa belajar. Pihak sekolah juga
perlu melihat ketegasan dan kedisiplinan
guru dalam mengajar sehingga murid mau terlibat seutuhnya dalam proses
belajar mengajar. Pihak sekolah juga seharusnya dapat mengatur jam olahraga
dengan jam belajar siswa. Lingkungan yang tidak kondusif juga menjadi salah
satu faktor yang dapat menurunkan prestasi siswa. Proses belajar mengajar siswa SMA Kemala
Bhayangkari I Medan masih sama seperti yang saya lihat beberapa lalu. Namun
disini saya membandingkannya dengan beberapa SMA di kota medan. Guru lebih
banyak memberikan informasi dibanding dengan siswa. Siswa hanya mendengarkan guru.
Padahal diharapkan bahwa siswa lebih aktif dalam kelas, sehingga ilmu yang
didapatkan juga semaksimal mungkin.
Saya
secara pribadi cukup menikmati kunjungan kami ke SMA Kemala Bhayangkari I
Medan, sambutan hangat dari kepala sekolah dan guru-guru yang ikut membantu
serta siswa yang mau bekerja sama sehingga kami mendapatkan data hasil
observasi ini. Akhir kata semoga kami dapat mencapai nilai yang maksimal dari
tugas observasi ini. Terimakasih
Delilah
Wahyuni (13-005)
Tugas observasi
ini sangat menyenangkan karena baru
pertama kalinya saya melakukan observasi ke sekolah. Walaupun ada
sedikit kendala saat kami melakukan observasi, secara keseluruhan tugas
observasi ini berjalan cukup lancar. Kami melakukan observasi di SMA KEMALA
BHAYANGKARI 1 MEDAN. Pihak sekolah cukup baik dan ramah sehingga memudahkan
kami untuk melakukan observasi. Pada saat observasi kami menemukan bahwa konsep E-learning disekolah ini mulai diterapkan. Menurut saya
konsep E-learning sangat bagus diterapkan
seiring dengan berkembangnya teknologi. Pada zaman sekarang ini setiap
siswa sudah dituntut untuk menguasai teknologi. Dengan metode ini akan
menambah pengalaman dan wawasan para siswa dan guru dalam proses
pembelajaran. Pada saat proses belajar mengajar para siswa juga cukup aktif
dalam menanggapi materi yang disampaikan guru sehingga membuat suasana kelas
tidak membosankan. Dengan adanya tugas observasi ini menambah pengalaman dan
wawasan kami dalam proses pembelajaran.
Indah
Sari (13-045)
Saya suka dengan
cara mengajar gurunya di dalam kelas,
dimana guru tersebut mengikutsertakan para siswa untuk aktif belajar, memberi
tanggapan atau pendapat, sehingga pikiran siswa juga ikut terbuka. Selain itu,
guru-guru juga ramah dan tidak segan berbagi cerita tentang keadaan sekolah
mereka. Di sekolah SMA Kemala Bhayangkari ini juga tidak membedakan
murid-murid. Murid yang kita katakan seharusnya bersekolah di SLB, tetapi
sekolah tersebut mau menerima nya dan memperlakukannya sebagaimana murid normal
lainnya sehingga murid tersebut tidak merasa sendiri dan tertekan di sekolah
itu. Saya kurang suka dengan sikap murid kepada gurunya, karena hamper semua
guru yang ada disekolah itu masih tergolong muda, murid-murid jadi berkurang
sopan dan santunnya dan menganggap guru mereka itu seumuran dengan mereka.
Rika
Arcella Putri (13-093)
Berdasarkan
hasil observasi yang kami lakukan di SMA Bhayangkari,Saya berpendapat bahwa
kondisi yang ada di sekolah(termasuk fasilitas) sekolah belum dapat
menjembatani proses belajar mengajar.Sebagai contoh,kondisi di luar kelas yang
berisik yang berakibat pada terganggunya proses belajar mengajar yang ada di
dalam kelas.Selain itu fasilitas yang dapat mempermudah proses belajar mengajar
belum dapat digunakan secara efektif.contohnya di dalam kelas ada fasilitas
berupa televisi yang dapat dipergunakan mempermudah murid memahai pelajaran
karena Tv bisa menjadi media untuk ilustrasi gambar dan suara tetapi Tv
tersebut belum dimanfaatkan sehingga terkesan Tv tersebut hanya sebuah pajangan
kelas saja.Dari segi proses belajar mengajar,meskipun guru menjadi pusat
pembelajaran tetapi murid juga aktif dalam proses belajar mengajar sehingga
membuat suasana belajar mengajar menjadi hidup.
Saya
rasa untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah tersebut fasilitas dan
kondisi lingkungan harus dikondusifkan sehingga bisa mencapai proses
pembelajaran yang efiisien,usaha lain yang dapat dilakukan adalah semua pihak
yang terkait dengan sekolah harus berperan aktif dan saling bahu membahu
meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah tersebut misalnya dengan membuat
peraturan tentang disiplin (misalnya walaupun tidak ada guru berhalangan hadir
murid harus tetap di kelas) selama proses belajar mengajar.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dokumentasi saat observasi :
Foto Kelompok 14 |
Terimakasih
KELOMPOK 14
Anggota :
Westley (09-084)
No comments:
Post a Comment