Tuesday, 17 June 2014

Lansia

.
Definisi Lansia
Lanjut usia adalah keadaan dimana terjadi perubahan-perubahan tubuh seseorang yang menuju ke arah kemunduran baik secara fisik maupun secara mental. Dari perubahan fisik yang terjadi itu meliputi pada komposisi tubuh, sistem pencernaan, sistem kekebalan, sistem jantung, sistem pernafasan, otak dan sistem saraf, sistem metabolisme dan hormon, sistem ekskresi, dan massa tulang. Pada perubahan mental yang terjadi, hal ini di pengaruhi oleh tipe kepribadian, faktor sosial, dan faktor budaya. WHO (Organisasi KesehatanDuniamenetapkan usia 60 tahun sebagai titik awal seseorangmemasuki masa lanjut usiaDi Indonesia usia lanjut adalahmereka yang berumur 60 tahun atau lebih.

.

Defenisi kekerasan pada lansia
1.

Elder Abuse and Neglect
Sayangnya, beberapa dewasa tua yang membutuhkan pengasuhan berkualitas dari anggota keluarga maupun di rumah pengasuhan tidak mendapatkan kebutuhannya tersebut terpenuhi. Dalam beberapa kasus, dewasa tua bahkan diperlakukan tidak pantas. Kasus kekerasan dan penelantaran pada lansia ini terus bertambah.

2.

Defining Elder Abuse and Neglect
Walaupun kekerasan pada lansia sulit didefinisikan dengan tepat, beberapa kategori berbeda telah umum digunakan, yaitu: kekerasan fisik, kekerasan seksual,.kekerasan emosional dan psikologis, eksploitasi finansial dan materi, abandonment, penelantaran (neglect), dan self-neglect.Persepsi terhadap kekerasan lansia bersifat relatf dan tergantung pada karakterisitik yang mempersepsi dan korban yang dipersepsi. Ketika kekerasan terjadi, maka cenderungterefleksikan pola yang mirip di seluruh budaya.



3.

Prevalence
Estimasi bahwa hampir 500.000 lansia Amerika mengalami kekerasan dan penelantaran, dengan 150.000 lainnya menderita self-neglect. Estimasi bahwa hanya 1 dari 5 kasus kekerasan lanisa yang dilaporkan. Bentuk yang paling umum adalah penelantaran (kira-kira 60%), kekerasan fisik (16%), dan eksploitasi finansial dan materi (12%).

4.

Charactristic of Elder Abuse Victims
Beberapa data mengindikasikan wanita lebih mugkin mengalami kekerasan dibandingkan pria, sedangkan data lainnya menunjukkan tidak ada perbedaan pada pria dan wanita. Orang-orang yang berusia di atas 80 tahun mengalamai kekerasan dua sampai tiga kali lebih sering daripada orang-orang yang berusia di bawah 80 tahun. Studi longitudinal selama 9 tahun mengenai faktor resiko mengidentifikasi usia, kemiskinan, ras dan kerusakan fungsional dan kognitif, dan tinggal dengan seseorang merupakan faktor-faktor yanng meningkatkan kemungkinan kekerasan dan penelantaran.
Dalam sekitar 90% dari insiden penyiksaan dan penelantaran lansia di mana pelaku diketahui adalah anggota keluarga, dua pertiga di antaranya adalah pasangannya ataupun anak-anaknya yang dewasa. Pelaku kejahatan memangsa ketakutan dan kebutuhan targetnya dengan fokus pada rasa kesepian, keinginan untuk menyenangkan, kebutuhan untuk membantu dan kelemahan lansia lainnya.

5.

Causes of Elder Abuse
  1. Berdasarkan dua dekade penelitian, Reis dan Nahmiash (1998)  menunjukkan bahwa karakteristik pengasuh dan orang yang diasuh perlu diperhatikan. Terdapat dua pandangan yang bersaing mengenai siapa yang beresiko, pertanyaannya yaitu: apakah korban kekerasan bergantung pada pelaku kejahatan, ataukah sebaliknya? Bukti penelitian mendukung kedua pandangan tersbut. Jelasnya, kekerasan lansia merupakan masalah sosial yang penting namun kurang mendapat perhatian yang cukup dari para peneliti dan pembuat kebijakan.

Sunday, 15 June 2014

Manfaat Olahraga

1. Berolahraga akan Meningkatkan Kapasitas Otak Anda
“Berolahraga meningkatkan energi dan menambah serotonin dalam otak”, begitu kata David Atkinson, direktur dari Cooper Venture Development Program, salah satu divisi dari Cooper Aerobic Center di Dallas, Amerika Serikat. Serotonin adalah hormon di otak yang berfungsi sebagai modulator kapasitas kerja otak yang mencakup pengatur stabilitas emosi, pemahaman dan nafsu makan. Jadi orang yang melakukan olahraga dengan jumlah cukup akan menemukan produktivitaa mereka meningkat. Produktivitas seseorang tidak hanya berarti orang tersebut dapat memberikan kualitas kerja yang baik, namun ia juga dapat memberikan kontribusi untuk suasana kerja yang bahagia di tempat kerja.
2. Menggerakkan Tubuh Membantu Mencairkan Stres Anda
Berolahraga memberikan efek relaksasi yang baik untuk semua orang. Itu sebabnya ketika seseorang mulai berlatih, dia akan segera mengetahui bahwa hal itu akan mengurangi stress dan membuatnya menjadi pribadi yang lebih bahagia. Atkinson mengatakan bahwa ketika seseorang bahagia, efeknya tidak hanya menguntungkan orang itu sendiri. Kondisi ini menyebabkan orang tersebut menjadi tidak mudah marah, dengan demikian, meningkatkan kualitas hubungan dengan rekan-rekan kerjanya, keluarga dan orang lain.
3. Berolahraga akan Memberikan Energi
Berolahraga, meskipun hanya 30 menit sehari, dapat mengubah hari seseorang dari pagi sampai malam hari. Ketika endorphin dilepaskan ke dalam darah selama berolahraga, seseorang akan merasa lebih energik sepanjang hari. Endorphin adalah senyawa kimia dalam otak kita yang dapat membuat otak menjadi rileks.
Atkinson pernah mendapat keluhan dari kliennya yang mengatakan bahwa ia merasa lelah setelah berlatih. Atkinson menjelaskan bahwa kelelahan biasanya terjadi pada beberapa sesi pertama pasca berolahraga karena tubuh tidak terbiasa. Setelah itu, kelelahan akan hilang dengan sendirinya.
4. Tidak Sulit Mencari Waktu Untuk Berolahraga
Banyak orang berpikir bahwa mereka tidak punya waktu untuk berolahraga. Kemudian, tidak memiliki peralatan tertentu seperti sepasang sepatu olahraga menjadi penghalang. Sebenarnya, Atkinson menyatakan, berolahraga bisa dimulai dari pemikiran sederhana, “Berpikir bahwa kita membunuh dua burung dengan satu batu.” Itu berarti anda benar-benar melakukan dua hal atau mendapatkan dua keuntungan dengan melakukan satu kegiatan.
Anda bisa memulai dengan meminta anak-anak anda untuk bermain dengan sepeda mereka di taman. Anda bisa melihatnya sekaligus berolahraga pada saat yang bersamaan. Jika suatu hari anda perlu melakukan pertemuan dengan seseorang, anda bisa memilih tempat yang memiliki jogging track, taman, kolam renang atau fasilitas lain yang dapat digunakan untuk berolahraga. Anda bahkan dapat berolahraga saat melakukan tugas-tugas rumah. Yang penting adalah menggerakkan tubuh anda.
5. Berolahraga akan Membina Hubungan
Berolahraga meningkatkan hubungan anda dengan orang lain. Jika hal itu dilakukan bersama keluarga, anda akan merasakan lebih dekat dengan mereka. Hal ini juga berlaku jika anda berolahraga bersama dengan teman-teman anda. Selain itu, sangat mungkin bahwa anda mendapatkan teman-teman baru melalui berolahraga. Selain itu, orang-orang yang mencoba untuk mengurangi berat badannya, benar-benar membutuhkan dukungan dari teman-teman agar usahanya tersebut berhasil.
6. Berolahraga akan Melawan Penyakit
Penelitian menunjukkan bahwa berolahraga dapat memperlambat dan mencegah penyakit jantung, stroke, tekanan darah tinggi, kolesterol, diabetes, osteoporosis dan banyak penyakit lainnya. Berolahraga bahkan bisa memperlambat proses penuaan dan juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Dengan memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih baik, setidaknya anda bisa mengurangi kemungkinan terkena penyakit flu dan penyakit umum lainnya.
7. Berolahraga akan Memompa Jantung Anda Lebih Baik
Berolahraga membuat jantung anda kuat. Fungsi jantung dan sistem kardiovaskular bekerja lebih efektif, dan ini dapat mengurangi plak dalam pembuluh darah (yang dapat mempersempit aliran darah), sehingga jantung akan memompa darah lebih baik. “Jika jantung anda menjadi lebih kuat, masing-masing pompa akan memberikan sejumlah besar darah dan ini dapat memperlambat detak jantung anda,” kata Todd A. Astorino dari California State University-San Marcos.
8. Berolahraga akan Memperbaiki Diet Anda
Otot membakar lebih banyak kalori daripada lemak tubuh ketika anda sedang beristirahat. Dengan demikian, semakin banyak otot yang kita miliki, semakin baik metabolisme yang kita alami. Tentu pembakaran kalori tidak hanya terjadi ketika anda berada dalam kondisi beristirahat, tetapi ketika berolahraga juga. Dengan tingkat metabolisme yang baik, seseorang dapat memiliki pola makan yang sehat. Selama tidak terlalu berlebihan, setiap makanan favorit dapat dikonsumsi.
9. Berolahraga Meningkatkan Stamina Anda
Setelah dilakukan selama beberapa minggu secara konsisten, seseorang dapat merasakan perbedaan dalam tubuhnya. Otot-otot telah dikembangkan dan perkembangan ini dapat dirasakan ketika ia melakukan tenis, golf, bola basket atau olahraga lain yang membutuhkan kekuatan otot. Pada saat itu penambahan kekuatan yang berasal dari otot-otot bisa dirasakan, kata Atkinson.
Selain itu, otot-otot akan dapat bekerja lebih efisien, lebih cepat bereaksi dan daya tahannya juga akan meningkat.
10. Penurunan Berat Badan Bukan Tujuan Utama
Berolahraga memang menurukan beberapa kilo dari tubuh anda, namun manfaat dari berolahraga tidak hanya untuk mencegah kelebihan berat badan. Menggunakan olahraga hanya sebagai alat untuk menurunkan berat badan tidak akan menjadi motivator yang kuat bagi seseorang untuk berhasil. Hal ini terjadi karena orang biasanya tidak sabar dan ingin melihat hasilnya dalam sekejap. Penurunan berat badan melalui olahraga tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat.
Itulah mengapa motivasi dalam berolahraga tidak disarankan pada penurunan berat badan. Ada banyak tujuan yang lebih menggairahkan seperti merasakan hidup yang lebih baik, memiliki lebih banyak energi, mengurangi stres dll. Oleh karena itu, luangkan waktu untuk berolahraga tidak peduli seberapa sibuknya anda. Ingat pepatah : “Dalam tubuh yang sehat hidup jiwa yang kuat”.

Thursday, 12 June 2014

Paedaogi - Andragogi (?)

Perjalanan jenjang pendidikan yang saya tempuh sepanjang 22 tahun ini, dimulai dari TK-Methodist pematangsiantar, SD-Methodist pematangsiantar, SMP-Methodist pematangsiantar, SMA- Methodist pematangsiantar selama ± 12 tahun ditambah perguruan tinggi yang sudah saya tempu ± 5 tahun memiliki pola yang berbeda. Pola disini mungkin dapat dibedakan dari interaksi guru dan siswa dibandingkan dengan interaksi dosen dengan mahasiswa.

Hal diatas berkaitan dengan istilah Paedagogi dan Andragogi. Kenapa ?

Paedagogi mengarahkan pada proses pembelajaran yg terpusat pada guru atau pengajar. Andragogi mengajar orang dewasa, proses pembelajaran yang berfokus pada peserta didik. Nah, jika dihubungkan dengan usia perkembangan dalam buku papalia bahwa usia anak TK- SMA dari kanak-kanak awal sampai remaja dapat dikategorikan dalam paedagogi sedangkan pendidikan di universitar sudah dapat dikatakan andragogi karena mahasiwa sudah pada tahap perkembangan dewasa awal.


Pembelajaran paedagogi hanya menekankan pada peserta didik yang diarahkan oleh guru. Saya masi ingat masa sekolah saya dulu, guru yang paling banyak perannya di dalam kelas. Guru yang menjelaskan pelajaran, murid hanya duduk diam manis mendengarkan penjelasan dari guru dan hanya bertanya jika di suruh bertanya. Setelah kelas selesai jarang melihat murid yang dengan sendirinya mencari bahan untuk materi pelajaran. Kebanyakan hanya sibuk dengan permainan dengan teman. Murid yang belajar pun hanya kelihatan ketika ujian sudah dekat. Hal tersebut terlihat wajar karena anak-anak belum memiliki konsep diri untuk berkembang dan juga anak-anak belum memiliki pengalaman untuk sumber belajar.

Di jenjang universitas, sudah banyak perubahan yang tejadi. Mahasiswa sebagai individu dewasa harus dapat mandiri dan bertanggung jawab atas apa yang akan dicapai olehnya. Di universitas, pembelajaran yang lebih ditekankan adalah andragogi. Bahwa mahasiswa sudah memiliki pengalaman yang banyak dan penting untuk dijadikan sumber belajar. Presentasi oleh mahasiswa, tugas-tugas yang membutuhkan kreatifitas, kegiatan organisasi, bahkan pencarian bahan kuliah harus dilakukan oleh mahasiswa. Meskipun dosen tetap memberikan materi untuk dijelaskan pada mahasiswa. Namun, mahasiwa harus dapat belajar sendiri dan bersikap kritis terhadap suatu bahan bacaan. Mahasiwa juga sudah memiliki keiinginan untuk segera mengaplikasikan pengetahuan yang dipelajari. Oleh karena itu, pembelajaran andragogi sangat cocok diterapkan pada orang dewasa.

Di kampus psikologi, sudah jelas terlihat pembelajaran andragogi, dimulai dari tugas-tugas yang meminta kreatifitas mahasiswa, presentasi yang harus dilakukan setiap mata kuliah, kegiatan-kegiatan lain seperti pengurusan PEMA yang membutuhkan inisiatif mahasiswa untuk mengeluarkan ide demi kemajuan kampus, atau banyak hal yang dapat dijadikan contoh lainnya. Mahasiwa didukung oleh dosen. Dengan memberikan sedikit stimulus kepada mahasiswa, dosen telah memacu mahasiswa untuk tetap aktif dalam proses pembelajaran.

Proses dalam pembelajaran andragogi menuntut banyak kerja keras dari peserata didik. Mahasiswa akan semakin matang  dengan perjalanan waktu, kesiapan belajar bukan karena kebutuhan atau pakjsaan akademik tetapi lebih dituntu karena perubahan tugas dan peranan sosial. mungkin pada anak-anak karena adanya tuntutan mendapatkan nilai yang bagus. Tapi pada mahasiwa jauh lebih dari pada sebuah nilai. Mahasiwa akan menghadapi peranya sebagai pekerja, orangtua, atau pemimpin yang jauh membutuhkan tanggung jawab terhadap diri sendiri kepada lingkungannya. 

"Anak-anak seperti gelas kosong yang masi minim akan pengetahuan, sedangkan orang dewasa dianggap sudah berisi dengan pengetahuan, pengalaman, dll yang dapat digunakan sebagai interaksi dengan lingkungan. " Begitulah Paedagogi dan Andragogi dalam pendidikan. 



Sumber :

diakses dari :
http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_LUAR_SEKOLAH/196111091987031-MUSTOFA_KAMIL/Bhaan_kuliah/STRATEGI_PEMBELAJARAN_ORANG_DEWASA.pdf